Inggris, Prancis, dan sejumlah sekutu mereka telah membatalkan rencana untuk secara resmi mengakui negara Palestina dalam konferensi internasional yang akan datang di New York pada 17–20 Juni 2025. Keputusan ini diambil karena berbagai pertimbangan diplomatik, politik, dan keamanan yang kompleks. Berikut adalah alasan-alasan utama di balik pembatalan tersebut:
1. Tekanan dari Amerika Serikat
Amerika Serikat secara aktif memperingatkan Inggris dan Prancis agar tidak mengakui negara Palestina secara sepihak dalam konferensi tersebut. Washington khawatir bahwa langkah semacam itu dapat merusak proses perdamaian dan memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah. Tekanan ini terutama berdampak pada Inggris, yang memiliki hubungan diplomatik erat dengan AS.
2. Kekhawatiran Terhadap Reaksi Israel
Israel secara tegas menolak pengakuan sepihak terhadap negara Palestina, dengan alasan bahwa hal tersebut dapat dianggap sebagai legitimasi terhadap kelompok Hamas. Pemerintah medusa88 Israel bahkan mengancam akan memperluas pemukiman di Tepi Barat sebagai respons terhadap pengakuan tersebut.
3. Ketidakpastian Mengenai Kondisi di Palestina
Prancis dan Inggris menetapkan sejumlah prasyarat sebelum memberikan pengakuan, termasuk gencatan senjata permanen di Gaza, pembebasan sandera Israel, reformasi Otoritas Palestina, rekonstruksi ekonomi Gaza, dan berakhirnya kekuasaan Hamas di wilayah tersebut. Karena kondisi-kondisi ini belum terpenuhi, kedua negara memutuskan untuk menunda pengakuan resmi.
4. Pertimbangan Politik Domestik
Di Inggris, Perdana Menteri Keir Starmer menghadapi tekanan dari dalam Partai Buruh dan masyarakat yang menuntut pengakuan terhadap Palestina. Namun, pemerintah tetap berhati-hati agar tidak merusak hubungan dengan sekutu internasional dan mempertimbangkan waktu yang tepat untuk langkah tersebut. 5. Strategi Diplomatik yang Lebih Luas
Prancis berharap bahwa pengakuan terhadap negara Palestina dapat mendorong negara-negara Arab, khususnya Arab Saudi, untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Namun, Arab Saudi tetap kritis terhadap tindakan Israel di Gaza dan menolak normalisasi tanpa kemajuan signifikan dalam proses perdamaian.
Fokus Konferensi yang Disesuaikan
Alih-alih mengumumkan pengakuan resmi, konferensi yang akan datang akan difokuskan pada langkah-langkah menuju pengakuan, termasuk pembahasan mengenai solusi dua negara, reformasi Otoritas Palestina, dan rekonstruksi Gaza. Delapan kelompok kerja akan membahas berbagai aspek seperti kelayakan ekonomi dan hukum internasional.
Keputusan untuk menunda pengakuan resmi terhadap negara Palestina mencerminkan kompleksitas diplomatik dan kebutuhan akan pendekatan yang hati-hati dalam upaya mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah.